Senin, 02 Mei 2011

Sepintas Info Spare Part Kawahara



1. ROLLER HONDA BEAT
Harga: Rp 70rb


Roller Beat 7gr


Roller Beat 8gr


Roller Beat 9gr


Roller Beat 10gr


Roller Beat 11gr


Roller Beat 12gr



2. ROLLER YAMAHA MIO
Harga: Rp 60rb

Roller Mio 6gr


Roller Mio 7gr


Roller Mio 9gr


Roller Mio 10gr


Roller Mio 11gr


Roller Mio 12gr



3. ROLLER TEFLON SUZUKI SPIN/SKYWAVE/SKYDRIVE
tersedia 8gr s/d 12gram, diatas 12 gr indent
Harga : Rp 80rb



4. PER/SPRING CVT HONDA BEAT
Harga: Rp 70rb

Per CVT Beat 1500 Rpm


Per CVT Beat 2000Rpm



5. PER/SPRING CVT YAMAHA MIO
Harga: Rp 60rb

Per CVT Mio 2000 RPM



6. Noken As / Camshaft Honda Beat
Harga: Rp 325rb

Noken as Beat K1




Noken as Beat K2



7. Noken As/ Camshaft Yamaha Mio
Harga: Rp 275rb

Noken As Mio K1


Noken Mio K2

Harus Tau Ilmu Dalam CVT

Fungsi roller pada motor matic adalah untuk memberikan tekanan keluar pada variator hingga dimungkinkan variator dapat membuka dan memberikan sebuah perubahan lingkar diameter lebih besar terhadap belt drive sehingga motor dapat bergerak. Kinerja variator ini sangat ditentukan oleh Roller, baik itu bentuk maupun bahan roller, dan yang terpenting adalah berat dari roller.
Bentuk roller yang baik harus lah berbentuk bundar, bentuk bundar dan sempurna mempermudah pergerakan dari variator, bila bentuknya sudah tidak bundar, maka sudah waktunya Anda mengganti Roller motor matic Anda. Bahan yang dipergunakan biasanya terbuat dari bahan teflon karena sifatnya yang licin, keras, dan tahan panas.
roller1.jpg

Meningkatkan Aselerasi dan Top Speed

Dikarenakan roller sangat berpengaruh terhadap perubahan variabel dari variator, tentu akan sangat berpengaruh terhadap performa motor matic. Aselerasi dan Top Speed sulit didapatkan secara bersamaan dalam sebuah motor matic tanpa meningkatkan kinerja dapur pacu. Dalam meng-”utak-atik” roller, Anda hanya akan dihadapkan pada pilihan: “Aselerasi” atau “Top Speed”.
Bila kita sering melakukan perjalanan di dalam kota, melewati kemacetan, kondisi yang “stop and go”, dan jarak yang tidak terlalu jauh, pilihan Anda sebaiknya adalah Aselerasi. Aselerasi akan lebih baik bila Roller memiliki berat lebih ringan. Misalnya, bila berat standard dari roller yang dipergunakan adalah 13 Gram, Anda akan mendapatkan sensasi aselerasi ini dengan menggunakan roller 12 Gram.
Namun bila Anda sering melakukan perjalanan antar kota dengan jarak yang cukup jauh atau bahkan touring dengan rekan – rekan Anda. Pilihan Top Speed lebih cocok dipergunakan. Sama dengan contoh kasus diatas, Top speed yang lebih baik akan Anda peroleh dengan mengganti Roller dengan yang lebih berat dari berat standard, misalnya 14 Gram.

Membersihkan Roller

Membersihkan Roller secara berkala juga diperlukan, dengan menggunakan bensin dan kuas, Anda dapat menghilangkan debu-debu dan kotoran yang menempel. Untuk beberapa jenis motor matic yang memerlukan pelumasan (grease) pada roller, memerlukan pemeriksaan dan perawatan lebih sering dari pada yang tidak menggunakan pelumasan.

Aselerasi dan Topspeed Bersamaan

Saat ini, saya menggunakan Roller yang terbilang tidak biasa, roller yang tidak bundar. Roller yang saya pergunakan sekarang adalah produksi dari Dr. Pulley dari Taiwan, yang disebut dengan Sliding Roller. Dengan mempergunakan berat kombinasi 12 dan 13 gram, tarikan terasa lebih merata pada tarikan awal, aselerasi, maupun pada putaran tinggi. Aselerasi dan Deselerasi juga cukup mengagumkan…
roller-sr.png
Roller ini terbilang cukup unik, harganya pun bisa sampai 12 kali dari roller biasa. Bahan yang dipergunakan terbilang lebih awet, menurut pembuatnya ia menyebut bahan teflon ini dengan sebutan SL-9. Setelah satu tahun lebih, dan berjalan sejauh 25.000 Kilometer, kondisi Roller tersebut masih cukup bagus. Kemungkinan masih bisa dipergunakan hingga 2 tahun kedepan.
Roller Dr. Pulley ini tersedia untuk berbagai merk scooter matic yang beredar di Eropa dan Taiwan seperti Yamaha Majesty (125 dan 250), Honda, Kymco, Suzuki Skywave 250, Piaggio, GY6 Based Scooter (Kymco, SYM), Gillera, Aprilia, Malaguti, Peugeot.
Untuk beberapa Tipe Scooter Matic yang berada di Indonesia dapat juga di terapkan: Honda Vario, Suzuki Spin 125, dan Kymco semua jenis matic (Trend 125, Trend SR 125, Easy/Easy JR 100, Free LX 110, Free EX/ECX/MX 100, Dink 150, Grand Dink 250, dan Xciting 500).
Ide Konstruksi, Bahan, dan Bentuk dari Sliding Roller Dr. Pulley ini telah dipatenkan oleh penemunya, dan telah beredar ke negara-negara eropa dan Amerika.
Hasil Test Performa:
testreport.png

Rabu, 13 April 2011

menambah usulan sedikit untuk bore up an mio 150cc

"Pertama dengan murni menaikkan diameter piston Mio yang standarnya 50 mm. Langkah berikutnya dengan memadukan pembesaran diameter piston dengan memperpanjang langkah,” terang Aldhie, mekanik sekaligus pemilik Bike.rider Shop di Kalimalang, Jaktim.

Pakai Piston 57 mm
Untuk cara pertama, ukuran piston yang bisa dipakai melengserkan standar Mio, yang berdiameter 57 mm. Dengan perhitungan (1/4 x 3,14 x(57)² x 57,9): 1000, maka didapat kapasitas mesin Mio sekarang jadi 147,67 cc.

Menjejalkan piston gede, bikin liner standar juga mesti dirumahkan. “Gantinya liner yang sesuai sama piston itu, misal pakai punya Suzuki Thunder 125,” kata pria berkulit putih ini.

Selain bawaan Thunder 125, piston Honda GL Neo Tech & Yamaha V-Ixion bisa dipakai buat naikkan cc Mio. Oh ya, enggak hanya boringnya yang mesti diganti saat mengapliaski cara pertama ini.

Khusus pakai piston Thunder dan V-Ixion, penyesuaian pada diameter pin juga mesti dilakukan. Pasalnya bawaan Mio 15 mm dan pin Thunder juga V-Ixion 14 mm.
Butuh pengerjaan 5 sampai 7 hari

Perbesar Piston + Naik Stroke
Langkah kedua ini, kombinasi nambah diameter piston dengan menjejalkan yang ukuran 54,5. Sedang buat tambah panjang langkah, ukuran total 6 mm (sesuai aturan maksimal naik stroke) dianggap yang paling pas. Pasalnya bila dimasukkan ke dalam rumus, hasil perkalian dan pembagiannya ketemu kapasitas mesin jadi 148,99 cc.

Dibanding hanya dengan menaikkan kapasitas mesin, pengerjaan pada langkah ke-2 ini lebih lama. “Karena mesti ada prosesi belah mesin buat pasang stroker baru,” urai Joko, mekanik dari Pakde Motor di Depok, Jabar.

Aplikasi ini tak perlu pakai ganti boring, namun penyesuaian pin perlu dilakukan pada beberapa piston yang bisa digunakan. Seperti seher bawaan Yamaha Jupiter dan Kawasaki Kaze yang diameternya 13 mm. Kalau pasangnya piston Suzuki Shogun atau Yamaha Jupiter MX, gak perlu ganti pin

Jumat, 08 April 2011

Ada 2 Pilihan Piston

OTOMOTIFNET - Sebagai jantung dari mesin, piston memiliki peran penting soal tenaga yang dihasilkan. Dengan kompresi yang dibuatnya, ledakan campuran bahan bakar pun akan memanfaatkan piston sebagai satu-satunya sumber penggerak di mesin.

Memang kerjanya cukup berat, bahkan untuk keperluan meningkatkan performa lebih dahsyat, piston pun memerlukan perlakuan berbeda. Salah satunya lewat mengganti bentuk seher dengan permukaan lebih cembung alias piston dome atau jenong.



Kubah silinder, volume ruang kompresi berada di sini

Piston flat, relatif kompresi kurang dari 10:1


Ketinggian dome diukur dari bibir piston (pake sigmat)
Tujuannya agar kompresi yang dihasilkan lebih tinggi. Sebab dengan permukaan piston yang lebih menonjol volume ruang kompresinya pun semakin sempit sehingga tekanannya menjadi lebih besar. Dengan begitu Rasio kompresinya pun meningkat.

Menurut Akiang, dari Rudi Jaya Motor di Jl. Ciputat Raya, rasio kompresi penggunaan piston jenong ini bisa mencapai 15:1. Tentu di bawah itu pun bisa juga. "Bisa disesuaikan sama rasio kompresi yang diinginkan," ujarnya.

Untuk mengetahuinya bisa dilakukan dengan buret. "Jadi dengan kondisi kepala silinder terpasang dan piston berada pada Titik Mati Atas, lantas diburet," ujarnya. Dari sana cairan yang masuk akan diketahui berapa cc isi dari ruang kompresinya (buret).

Setelah diketahui berapa cc dari buret tadi, akan didapat rasio kompresinya. Dengan perhitungan Rasio kompresi = (volume mesin + volume buret) : volume buret. Sementara volume mesin didapat dari perhitungan Volume mesin = 0,785 x diameter piston x diameter piston x langkah piston.

Misal piston berdiameter 54 mm, dengan langkah 62 mm, berarti volumenya 0,785 x 54 x 54 x 62 = 142 cc. Lalu setelah diketahui volume buret adalah 15,9 cc, maka rasio kompresinya (142+2) : 15,9 = 9:1 itu dalam kondisi standar.

Jika ingin menaikkan kompresinya, misalkan menjadi 13:1 maka diperlukan volume ruang kompresi yang berbeda. "Di sana diperlukannya piston jenong," tutur Akiang. Maka diperlukan ruang kompresi 142/(13-1)= 11,8 cc. Dari sana bisa ditentukan piston jenongnya, diukur menggunakan buret juga dengan cara sama.

Jadi, dalam memilih piston jenong tak bisa asal jenong saja, mesti dicocokkan dengan volume mesinnya dulu. "Di pasaran ketinggian dome pun berbeda-beda, tergantung cc (volume, red) mesinnya," ungkap Akiang.

Misalkan pada motor 110 cc, ketinggiannya 5 mm, sementara untuk 125 hanya 3 mm saja. "Untuk mengukur ketinggian dome-nya diukur dari bibir piston," ujarnya. Sementara untuk memilih piston yang berkualitas, menurut lelaki yang memiliki tim balap itu, bisa dengan mencari referensi pengguna yang sudah memakai piston itu.

"Kualitas piston ini memang baru ketahuan setelah dicoba dulu," katanya. Misal dalam ajang balap, dengan kondisi yang tentunya cukup ekstrem

Aturan Piston Untuk Mesin Bore up

Aturan Piston Untuk Mesin Bore-up

OTOMOTIFNET - Menambah performa tunggangan dengan cara menaikkan kapasitas silinder masih jadi cara most wanted bagi speedgoers. Melakukan proses boring-up itu perlu komponen pengganti macam piston, ring dan pin.

Agar proses bore-up tak berbiaya tinggi dan awet, perlu juga riset seputar pemilihan seher. “Butuh kecermatan tinggi dalam memilih komponen piston yang sesuai,” tutur Miekeel dari MC Racing di Jl. Kebon Jeruk, Jakbar.

PILIH DIAMETER YANG SESUAI

Diameter piston motor bermain di kisaran 52-56 mm. Dinding liner (boring) yang tersisa, biasanya juga cukup tebal sehingga penggantian diameter piston yang lebih besar masih sanggup.
Contoh Piston Kawasaki Kaze ZX130 yang berdiameter 53 mm, masih bisa dijejali piston Kaze Blitz Joy 125 atau Piston Honda Sonic 125 berdiameter 56 mm.

Kualitas OEM hingga aftermarket tersedia di pasar

Lakukan riset yang akurat agar biaya tak membengkak

Pemilihan komponen yang pas bisa bikin mesin awet
Tanpa harus modifikasi crankcase, kapasitas kontan naik jadi 145 cc. Enaknya lagi, karena pin piston sama-sama 13 mm, penggantian bak overhaul biasa.
Namun, bila piston pengganti tak tersedia dari pabrikan yang sama, sudah banyak yang punya substitusinya.

MC Racing dan JP Racing merupakan suplier piston yang cukup lengkap. Dari merek Hi-Speed, LHK, RRGS, BRT hingga genuine parts Yamaha dan Honda tersedia lengkap. Perhitungan bore-up tak hanya mengukur diameter piston saja. Diameter pin piston dan jarak dari center pin piston ke top piston juga harus dipertimbangkan.

Apalagi kalau proyeknya masih seputaran bore-up harian yang enggan melakukan banyak rombakan. Kenali dulu data penting dari mesin tunggangan kesayangan agar pemilihan komponen tidak salah. Semisal Yamaha Mio dan Nouvo yang mengaplikasi pin piston 14 mm, bisa memakai piston Suzuki Shogun dan sebagainya.

Sementara Kawasaki dan Honda bebek memanfaatkan pin 13 mm. Ada lagi pin piston berdiameter 15 dan 16 mm. Untuk aplikasi harian, usahakan pemilihan piston yang hanya merombak diameter boring. Selebihnya upayakan piston aftermarket yang punya pin piston sama dengan bawaan motor.

Maksudnya jelas, agar hasil rombakan bisa awet dan tak mengubah konstruksi keseluruhan mesin.
“Kecuali mau main ekstrem, pin piston dan tinggi center pin ke top bisa divariasi karena nantinya bisa menyesuaikan sama adaptor blok dan stroker pin,” jelas Mariasan Kocex dari JP Racing di Bintaro.

Pilihan diameter piston aftermarket dari 58,5 mm hingga 73 mm. Bahkan, bagi yang mau kualitas piston kelas pabrikan, bisa adopsi piston asli moge Yamaha atau special engine Honda yang banderolnya bisa mencapai Rp 1,5 juta per buah.
Sementara piston aftermarket asal Thailand biasa dibanderol Rp 350-375 ribu (lengkap, ring dan pin piston).
Table piston untuk Bore-Up
Pin piston 13 mm (diameter 56-66 mm)
Kawasaki Kaze-R, Blitz-R, ZX130, Honda Sonic, Vario, Beat
Pin piston 14 mm (diameter 59 - 65,5 mm)
Suzuki Smash,Shogun,Spin,Skywave,Skydrive,Thunder 125
Pin piston 15mm (diameter 57-73 mm)
Yamaha Mio/Nuovo,Honda CBR150,Tiger/Mega-Pro,Kawasaki KLX150
Pin piston 16mm (diameter 64-73)
Yamaha Scorpio

Kamis, 24 Maret 2011

Motor Juara DragRace Cup Bandung

Mio FR



Setting Motor Standart: LAJU TANPA PART RACING

Pada dasarnya pihak pabrikan(ATPM),memproduksi massal sepeda motor dengan beracuan untuk keselamatan yang lebih diutamakan.Guna mencegah terjadinya kecelakaan yg fatal,contoh dengan pembatasan tenaga yg dipatok pada kitiran mesin (RPM) tertentu guna meredam laju motor.Agar tidak over,diaplikasikan CDI yg berlimiter (membatasi RPM lewat suplai arus listrik).
Tapi tidak demikian bagi penghobi kecepatan (speedgoers),mereka malah pengen motor hariannya bisa berada di atas kecepatan rata-rata.tapi beli part racing kn mahal??? tenang,bisa kita atasi/siasati koq.
postingan ini saya buat berdasarkan tips&trik dari beberapa mekanik racing yg saya kenal agar motor harian anda bisa melaju kencang tanpa menggunakan part racing.

. Untuk Tipe Bebek 4 Tak

Agar motor harian bisa lebih mumpuni,ada beberapa part motor yg bisa diganti dengan part motor tipe yg lain,dan diyakini masih diaplikasikan ke motor balap juga sampai saat ini.

1.1 Mengganti CDI
- Standart Jupiter Z edisi terbaru,berkode 5 TP yg sudah mengaplikasi CDI Limiter hanya dipatok sampai dengan 9000Rpm.biar bisa tembus samapi dengan 12000Rpm,tinggal pasangkan CDI punya jupiter edisi pertama berkode 5LL.dijamin tenaga bakal naik.

1.2 Mengganti Kampas Kopling
- Suzuki FR sudah lama stop produksi,tetapi kampas koplingnya masih saja di produksi.pasalnya,terbukti tangguh meneruskan daya yang besar dari mesin sebab memiliki diameter yang besar&tebal.
Caranya: centre clutch (rumah kopling bagian tengahnya) msti dibawa ke tukang
bubut,guna menyesuaikan diameter kampas yang besar tadi.

1.3 Mengubah Kopling Sentrifugal
- Setelah kampas kopling,giliran bagian kampas ganda (otomatis kopling) yg dijadikan manual.
Caranya: lepas kampas otomatis,keluarkan kampasnya dan ambil rumah kampasnya
saja.kemudian las ke mangkuk ke kampas ganda biar otomatisnya tidak
berfungsi lagi.jika sudah,maka jadilah kopling manual.
gunanya agar lebih responsif pada putaran bawah,dan juga tentunya harus ganti dengan tutup mesin sebelah kanan yang menggunakan 'kopling tangan' atau dipasang adaptor penarik stut menekan kampas secara manual (kabel&tuas kopling),agar perpindahan persneling (gigi) lebih yahud.

1.4 Setting ulang Spuyer Karburator
- Untuk mengimbangi setingan diatas,tentunya harus dibarengi dgn seting ulang spuyer yg lebih besar.berikut tips dari teman saya yg seorang mekanik motor balap:
"Untuk karburator merk Mikuni,biasanya per step naik 2,5 dan pada Karbu merk Keihin biasanya naik 2/3/5 per step.kemudian,kerenggangan celah klep isap dan buang yaitu 0,4 sampai dengan 0,7MM.jadi tinggal menyesuaikan kebutuhan mesin aja,mau berapa step dinaikkan spuyernya"

1.5 Menaikkan Kompresi
- Untuk menaikkan Kompresi tanpa mesti papas head,bisa juga head dipasang tanpa paking,langsung diolesi perekat (lem) dengan maksud mencegah kebocoran tekanan akibat gerak piston memampatkan uap bahan bakar dlm blok mesin.

1.6 Memanfaatkan Part Standart Motor Lain DAN bE
- yang bisa diaplikasi adalah mengganti Koil.agar lebih yahud lagi,gunakan koil milik Honda Supra Fit tipe terdahulu (kodenya MP 22).dijamin api yg dipercikan akan besar.
Secara kasat mata saja,bisa dilihat dari bentuknya yang besar.kumparannya lebih banyak,percikan diujung busi bakal mampu membakar sempurna uap bensin guna menghasilkan tenaga lebih dahsyat.

. Untuk Tipe Matik
Sama halnya dengan cara menyetting bebek 4 tak,bisa diaplikasikan beberapa tips diatas.tetapi,yang lebih membedakan adalah di sistem penggeraknya,krna matik berpenggerak otomatis menggunakan CVT dan Belt.
berikut sedikit tips&trik buat ngoprek matik.

1.1 Mennganti Roller
- Untuk mengganti,tinggal disesuaikan dengan kebutuhan.apakah ingin trek pendek atau trek panjang.kalau ingin trek pendek,bisa diganti dengan roller yg lebih ringan dari standartnya.bisa turun beberapa gram,tergantung kebutuhan.
Begitu juga sebaliknya,apabila ingin trek panjang bisa dinaikkan beberapa gram,sesuai kebutuhan.selanjutnya juga bisa memainkan sudut pully fan (kipas pully),dengan membubut bagian bawahnya sebanyak 1 derajat dari standartnya.fungsinya agar Belt lebih masuk kedalam dan menambah nafas mesin lebih panjang.


Sekedar info buat yang membaca nh,tips dan trik diatas juga sering dipakai buat balapan liar ataupun balapan resmi.tapi,saya tidak menyarankan anda untuk mengaplikasikannya pada motor hanya untuk ugal-ugalan di jalan.
Ingat,hargailah keselamatan Anda dan Orang lain di jalan..

Selamat Mencoba&Semoga berhasil...

Bikin Kenceng Mio Kalian

mau kenceng, tetep tergantung budget bos…hehehe…
step 1>> ganti knalpot racing (dan pilot jet kalo perlu),roller, per cvt,…(dengan ubahan ini tidak akan menambah top speed, tapi akselerasi bertambah).estimasi biaya :
knalpot:(HRP) kisaran 200rb
(AHM)kisaran 350-400rb
(yy pang) kisaran 250-350 rb
(endurance) kisaran 500-600rb
(DBS) kisaran 1,2-1,4 jt
(TDR) kisaran 800 rb…dsb msh bnyk lg…
*masing-masing knalpot punya spek sendiri..enak di rpm bwh, medium, atau high, atau gabungan diantaranya..
roller: satu buah paling 9rb atu 10 rb..
pakai kombinasi 9gr-11gr, atau 10gr-10,8gr(std)… (yg paling umum utk mtr std), atau terserah anda..tergantung di rpm berapa anda ingin bermain..
per cvt: ada merk lhk,cld,kitaco,barra,dsb…kisaran 80-110rb..
per cvt yang merah untuk 2000rpm,yang putih 1500rpm..

step 2>> papas head 0,5-0,8 mm,noken as racing,per klep racing, koil racing,CDI racing unlimiter…(nah di tahap ini mulai serius karena ada beberapa part std yang kena bubut, dan mesin mulai dibongkar-bongkar..)
Papas head: 0.5-0,8 mm..kisaran paling 25 rb..tergantung
bengkel bubutnya, dan ongkos bongkar head cyllinder
+ skir klep..kisaran 50rb,75rb tergantung bengkel
noken as racing: beragam merk CLD,LHK,KAWAHARA, kisaran harga
sekitar 300rb-450rb..
*masing-masing noken as punya spek sendiri ada
yang korek harian atau kompetisi, dibedakan atas
derajatnya..misal-280drajat,sampe 330 drajat
*jika mengganti noken as dgn yg racing, maka per
klep jg hrs diganti yg lebih keras(racing) untuk
menghindari klep floating pada putaran atas.
merk beragam sama spt diatas..
*tenaga pada mesin 4 tak (4 stroke) yg besar,
berasal dari modifikasi head (utk kompresi), dan
durasi noken as !!
koil racing: ada beberapa merk: XP andrion,blue thunder,nology,
CLD,kitaco,,,dsb harga kisaran 150rb-250rb..
*koil akan bekerja maksimal jika juga dilakukan
perubahan pada CDI.
CDI racing : Ada beberapa merk: XP,black hawk,kitti,shindengen,BRT,
kitaco,rextor,dsb…kisaran 250-1jt..
*beberapa CDI racing ada yang yang bisa diprogram
(programmable), dan ada yang dual band..

*masing-masing CDI tsb mempunyai spek derajat
pengapian yang berbeda..(tanya penjual)
* NOTE: produk yang baik pasti akan menyertakan
spek nya pada kemasan..
step 3>>membesarkan CC alias Bore UP!!!!
ini adalah step yang paling sangat serius walaupun masih dapat digunakan untuk harian.banyak part yang harus diganti untuk mengimbangi besarnya tenaga..dan agar tenaga yang besar tsb dapat maksimal..
banyak merk di pasaran untuk blok bore up:
merk eon (diameter 58,5mm) kisaran 600-750 rb (yg ceramic)
merk RRGS (diameter 58,5) kisaran 700-850 rb
merk posh..(hilang di pasaran)…dsb

jika piston diganti dengan ukuran 58,5 mm maka mio/nouvo akan bengkak menjadi 155cc (dengan stroke std)..
untuk merk RRGS juga terdapat hingga diameter 73mm (kalo ga salah)..tapi yang pasti diatas 58,5 mm maka crankcase harus dibubut…
untuk paket yang lebih murah, jg terdapat piston merk HI-speed dengan uk.69mm ke atas (tanpa blok)..bisa didapat di harapan motor (cineng)kebon jeruk III, atau MC racing..
atau untuk pembesaran hingga 125 cc dapat digunakan piston daytona khusus untuk mio/nouvo.. bisa didapat di daytona ciledug (sebelah raja motor).

setelah pembesaran diameter piston maka selanjutnya adalah pembesaran diameter klep,bisa memakai klep sonic atau shogun atau dapat dibeli paket yang langsung plek beserta head cylinder..
bisa didapat di matic shop ciledug, JP racing, Raja motor ciledug,matic corner cinere,dsb….harga kisaran 1,2-1,8 jt..
jika anda memodifikasi sendiri head cylinder, harap diperhatikan Squish yang diaplikasi…

untuk mengimbangi tenaga yang besar, maka belt harus kuat (kevlar) walau untuk harian belt std jg msh dapat diandalkan. juga rumah roller (variator) harus diganti dgn yg lebih besar (kitaco,RRGS,TDR,…dsb)…
setelah itu adalah penyaluran tenaga yaitu gigi rasio…
penggantian rasio tergantung dengan trek (harian, drag, atau road race)…tapi untuk herian yang kadabg-kadang dipakai berboncengan gigi rasio std nouvo udh lmyn panjang…

kemudian hal yang vital yang harus diganti adalah karburator..
biasanya memakai keihin PE 28,krn harganya lmyn terjangkau…kisaran 450-550rb…dan selanjutnya adalah setting spuyer (main jet-pilot jet)…

modifikasi diatas biasa dilakukan pada motor mio/nouvo…
semuanya tergantung mekanik atau bengkel yang menjadi bidan motor anda…
untuk step 2 dam step 3 yang pasti top speed bertambah tergantung ub

Setting Carburator dan tabel Spuyer

TABEL UKURAN SPUYER

EXTREMEPilot-Jet
1 Jupiter MX135 12.5, 15, 17.5, 20, 22.5, 25
2 Jupiter-Z 12.5, 15, 17.5, 20, 22.5, 25
3 Vega 12.5, 15, 17.5, 20, 22.5, 25
4 Shogun 12.5, 15, 17.5, 20, 22.5, 25
5 Smash 12.5, 15, 17.5, 20, 22.5, 25
6 Shogun 125 12.5, 15, 17.5, 20, 22.5, 25
7 Satria F-150 12.5, 15, 17.5, 20, 22.5, 25
8 Scorpio 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30, 32.5, 35, 37.5, 40, 42.5, 45
9 Satria 120 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30, 32.5, 35, 37.5, 40, 42.5, 45
10 Thunder 125 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30, 32.5, 35, 37.5, 40, 42.5, 45
11 Raider, F1Z-R 12.5, 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30, 32.5, 35, 37.5, 40, 42.5, 45
12 Supra 32, 35, 38, 40, 42, 45, 48 13
Karisma 32, 35, 38, 40, 42, 45, 48 14
Vario 32, 35, 38, 40, 42, 45, 48 15
Tiger 32, 35, 38, 40, 42, 45, 48 16
Ninja 32, 35, 38, 40, 42, 45, 48 17
NSR150-SP 32, 35, 38, 40, 42, 45, 48 18
RX-King 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30, 32.5, 35, 37.5, 40, 42.5, 45

Main-Jet
1Scorpio 110, 115, 120, 125, 130, 135, 140, 145, 150
2 Jupiter-Z 90, 92.5, 95, 97.5, 100, 102.5, 105, 115
3 Vega 90, 92.5, 95, 97.5, 100, 102.5, 115
4 Nouvo 90, 92.5, 95, 97.5, 100, 102.5, 115
5 Shogun 110 67,5, 90, 92.5, 95, 97.5, 100, 102.5, 115
6 Smash 90, 92.5, 95, 97.5, 100, 102.5, 115
7 Shogun 125 90, 92.5, 95, 97.5, 100, 102.5, 115
8 Supra 72, 75, 78, 80, 82, 85
9 Karisma 72, 75, 78, 80, 82, 85
10 Kaze 72, 75, 78, 80, 82, 85
11 Tiger 100, 102, 105, 108, 110, 112, 115, 118, 120, 122, 125, 128
12 Ninja 100, 102, 105, 108, 110, 112, 115, 118, 120, 122, 125, 128
13 NSR150-SP 100, 102, 105, 108, 110, 112, 115, 118, 120, 122, 125, 128
14 Jupiter MX 106, 130, 132, 135, 138, 140, 142, 145, 148, 150, 152, 155, 160
15 Thunder 125 105, 130, 135, 138, 140, 142, 145, 148, 150, 152, 155, 160
16 Vario 110, 130, 135, 138, 140, 142, 145, 148, 150, 152, 155, 160, 162, 165, 168, 170
17 Satria 120 90, 95, 100, 105, 110, 115, 120, 125, 130, 135, 140, 145
18 RX-King 150, 155, 160, 165, 170, 175, 180, 190, 195, 200, 210

KitacoPilot-Jet
1 Kaze 100, 102, 105, 108, 110, 112, 115, 118, 120, 122, 125, 128
2 Grand 100, 102, 105, 108, 110, 112, 115, 118, 120, 122, 125, 128
3 Supra 100, 102, 105, 108, 110, 112, 115, 118, 120, 122, 125, 128
4 Shogun 15, 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30
5 Jupiter-Z 15, 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30
6 RX-King 17.5, 20, 22.5, 25, 27.5, 30, 32.5, 40, 42.5, 45

Main-Jet
1 Kaze 75, 78, 80, 82, 85, 88, 90
2 Grand 75, 78, 80, 82, 85, 88, 90
3 Supra 75, 78, 80, 82, 85, 88, 90
4 Shogun 70, 72,5, 77,5, 80, 82,5, 85, 87,5, 90, 97.5, 100, 102.5, 107,5, 110, 112.5, 115, 120, 125 5 Jupiter-Z 70, 72,5, 77,5, 80, 82,5, 85, 87,5, 90, 97.5, 100, 102.5, 107,5, 110, 112.5, 115, 120,125
6 RX-King 85, 90, 95, 100, 105, 110, 115, 120, 125, 130, 135, 140, 145, 150, 155, 160, 165, 170, 175,


Problem Karbu & Cara Setting Karburator Motor.

Tugas utama karburator adalah mencampur Bahan Bakar (BB) + Udara (O2). Kira-kira dengan perbandingan range nya BB : O2 adl 1 : 13-15. Pokoknya gmn caranya biar mesin dapet suplai campuran segitu.
Kenapa pake range, padahal teori di buku2 pembakaran ideal itu 1:14?
Jwbannya adl Karena kondisi mesin & linkungan mempengaruhi settingan campuran BB:O2.
Misal:
Kompresi makin tinggi BERARTI mesin makin panas BERARTI butuh suplai BB lebih banyak biar mesin gak jebol.
Humidity (kelembaban) lingkungan makin tinggi BERARTI campuran BB terkontaminasi air, BERARTI campuran makin miskin, BERARTI bensin hrs lebih banyak.
Suhu lingkungan rendah BERARTI suhu kerja mesin turun BERARTI bensin harus dikurangi agar suhu kerja mesin jadi ideal.
Knalpot bobokan (Free flow) BERARTI rpm makin tinggi BERARTI suhu mesin meningkat BERARTI butuh BB makin tinggi.
Dan masih banyak lagi parameter yg harus diperhatiin termasuk desain lubang masuk pada blok yg b'pengaruh dg settingan spuyer sebagai penyalur BB.
Itu teori dasarnya.
Setting Karbu:
Karbu pny 2 spuyer :
Satu buah main jet (tuk NSR std ukurannya 130) yg berperan meyalurkan BB saat bukaan gas sekitar setengah putaran keatas
Satu buah pilot jet (NSR std ukurannya 45) yg berperan menyalurkan BB dari putaran gas 0 derajat sampe penuh, cm efek dari pilot jet ini bisa dikatakan tidak terlalu signifikan pada bukaan gas penuh N rpm mesin yg sudah tinggi.
Hal lain yg berpengaruh dengan setingan termasuk :
Ukuran Venturi karbu
Jarum skep
Stelan angin
Power jet.
Venturi karbu makin besar maka makin banyak udara yg lewat shg butuh spuyer lebih besar baik pilot atau main jetnya spy campuran bisa pas.
Trus kapan kita membesarkan ato mengecilkan spuyer2 tadi?
Sebelumnya hrs tahu dulu gejala2 mesin saat kekurangan BB dan kebanyakan BB:
1. "Ngempos" adalah gejala mesin spt kehilangan tenaga yg disebabkan kekurangan BB
2. "Mberebet" adl gejala mesin yg sebenernya dirasa padat cm tenaga seperti tertahan dan kadang dibarengi dengan suara benturan logam kalo settingannya terlalu basah.
Berarti kl NGEMPOS mesin butuh BB, kl BREBET mesin kebanyakan BB.
Kasus-Kasus
Nah berikut kasus2 yg sering terjadi krn masalah pilot jet :
Motor kl pagi susah hidup krn begitu gas dibuka ngempos terus mati ya berarti naekin pilot jet.
Motor dah jalan tapi sering tiba2 kehilangan tenaga saat putaran gas N putaran rendah berarti naekin pilot jet
Motor sering over heat saat jalan pelan berarti minta naek pilot jet
Motor brebet di putaran bawah tapi enak di put atas berarti pilot jet kebesaran.
Motor gak pake di cuk kl pagi N bisa langsung start
(ini jg gak normal) berarti pilot hrs turun.
Kesimpulannya, kl ada gejala ngempos,suhu tinggi diputaran yg relatif rendah maka minta naek pilot jet, N kl ada gejala brebet di put rendah jg maka pilot hrs turun.
Trus tuk kasus2 mainjet:
Mtr dibawa kebut2an sampe putaran atas trus begitu finish jalan pelan2 jadi ngempos dibarengi asep ngebul BERARTI suhu saat putaran tinggi meningkat drastis BERARTI main jet minta naik
Nafas motor di putaran atas terlalu panjang berarti mainjet minta naik.
Mtr ngelitik padahal yg lain normal BERARTI suhu mesin SANGAT TINGGI saat putaran atas BERARTI main jet minta naik.
Motor Brebet di put atas saja berarti main jet minta turun
dll
Kesimpulannya, jika mtr Brebet di put atas berarti main jet hrs turun, jika mtr suhunya tinggi di putaran atas berarti main jet minta naik.
Note:
Setiap ada perubahan ukuran spuyer wajib setting angin
Jangan berpatokan pada indikator suhu di dashboard tuk panduan setting krn pasti gak sesuai, ini butuh joki yg feelingnya dah kuat.
Adakalanya detonasi tdk bisa diobati dengan naekin spuyer jika detonasinya sudah parah. Ini berarti ada ketidaknormalan pada komponen mesin lainnya.

Settingan Bore Up Mio 150cc

kampiun kelas Matic Bore Up 150 cc Pemula di gelaran balap skubek beberapa minggu lalu. Dendy Bre, racer tim Dot Matic Kawahara Clinic Motor, berhasil menyisihkan 43 lawan lain yang terjun di kelas yang sama.

Padahal menurut pria yang sering disebut MC sebagai raja matic ini, korekan di Mio besutannya tergolong sederhana. Juga diamini sang mekanik. “Iya, nggak ada yang spesial. Hampir semua part yang nempel di motor ini standar,” ujar Deny Mansur atau akrab dipanggil Komeng.
Wah, maca cih! Tapi kok motor bisa ngacir terus ya! Jadi penasaran mau cari tahu di mana keistimewaannya. Motor yang istimewa atau memang racernya yang punya peranan lebih. Atau juga, menang karena kombinasi keduanya yang memang pas. Ya joki, ya seting motor.

RASIO 11,7 : 1
Buat matik, Komeng yakin kalau rasio kompresi yang ditanam nggak perlu terlalu besar. Makanya, doi cuma sentuh kompresi di 11,7 : 1 doang. Ini menyesuaikan dengan bahan bakar yang wajib dipakai, Pertamax Plus.


Nah, angka 11,7 : 1 didapat dari beberapa ubahan di kepala dan blok silinder. Buat tambah kapasitas silinder, Komeng yang berambut cepak ini mengaplikasi piston milik Honda GL125 oversize 25. Artinya boring harus diganti dan dijejali piston diameter 57,25 mm. Kini, kapasitas silinder bengkak jadi 148,1 cc. Kurang dari 150 cc kan?

Mantapnya lagi, Komeng nggak menerapkan metode papas kepala silinder. “Head dan blok nggak dipapas, tapi cukup piston dibikin dome di bagian tengah sekitar 4 mm. Oh ya, kubah head juga dibikin 12º tapi bentuknya seperti kubah standar,” ungkapnya.

Setelah menggunakan piston GL125 dan ruang bakar diatur ulang, rasio kompresi sudah lumayan tinggi. Kini sudah hampir 12 : 1. Cukup dipadu Pertamax Plus dan timing pengapian CDI BRT yang juga wajib dipake.

ENGGAK NGERTI DIAL

Buat menemani klep 28 mm/24 mm merek TK, juragan Clinic Motor ini masih menggunakan noken-as standar. “Hanya dibubut dikit demi sedikit. Sorry nggak ngerti derajat-derajatan. Pokoknya kalau dicoba enak, artinya pas,” ceritanya jujur.

Komeng juga mengaku belum bisa dial noken as. Jadi doi juga nggak mudeng kalau ditanya istilah Titik Mati Atas (TMA) atau Titik Mati Bawah (TMB) segala. Weleh, belajar dong kalo mau maju.


ROLLER 8 MM
Maaf, itu bukan beratnya roller. Tapi karena Komeng percaya sama kemampuan roller standar. “Hanya sedikit bermain di roller. Masih pakai asli tapi sudah dilubangi pakai mata bor diameter 8 mm,” cuapnya sambil kasih alasan supaya tarikan tambah enteng.

Jumat, 18 Maret 2011

Settingan Karbu Keihin PE 28


Tugas utama karburator adalah mencampur Bahan Bakar (BB) + Udara (O2). Kira-kira dengan perbandingan range nya BB : O2 adl 1 : 13-15. Pokoknya gmn caranya biar mesin dapet suplai campuran segitu.

Kenapa pake range, padahal teori di buku2 pembakaran ideal itu 1:14?

Jwbannya adl Karena kondisi mesin & linkungan mempengaruhi settingan campuran BB:O2.

Misal:

1. Kompresi makin tinggi BERARTI mesin makin panas BERARTI butuh suplai BB lebih banyak biar mesin gak jebol.
2. Humidity (kelembaban) lingkungan makin tinggi BERARTI campuran BB terkontaminasi air, BERARTI campuran makin miskin, BERARTI bensin hrs lebih banyak.
3. Suhu lingkungan rendah BERARTI suhu kerja mesin turun BERARTI bensin harus dikurangi agar suhu kerja mesin jadi ideal.
4. Knalpot bobokan (Free flow) BERARTI rpm makin tinggi BERARTI suhu mesin meningkat BERARTI butuh BB makin tinggi.
5. Dan masih banyak lagi parameter yg harus diperhatiin termasuk desain lubang masuk pada blok yg b’pengaruh dg settingan spuyer sebagai penyalur BB.

Itu teori dasarnya.

Setting Karbu:

Karbu pny 2 spuyer :

1. Satu buah main jet (tuk NSR std ukurannya 130) yg berperan meyalurkan BB saat bukaan gas sekitar setengah putaran keatas
2. Satu buah pilot jet (NSR std ukurannya 45) yg berperan menyalurkan BB dari putaran gas 0 derajat sampe penuh, cm efek dari pilot jet ini bisa dikatakan tidak terlalu signifikan pada bukaan gas penuh N rpm mesin yg sudah tinggi.

Hal lain yg berpengaruh dengan setingan termasuk :

1. Ukuran Venturi karbu
2. Jarum skep
3. Stelan angin
4. Power jet.

Venturi karbu makin besar maka makin banyak udara yg lewat shg butuh spuyer lebih besar baik pilot atau main jetnya spy campuran bisa pas.

Trus kapan kita membesarkan ato mengecilkan spuyer2 tadi?

Sebelumnya hrs tahu dulu gejala2 mesin saat kekurangan BB dan kebanyakan BB:

1. “Ngempos” adalah gejala mesin spt kehilangan tenaga yg disebabkan kekurangan BB

2. “Mberebet” adl gejala mesin yg sebenernya dirasa padat cm tenaga seperti tertahan dan kadang dibarengi dengan suara benturan logam kalo settingannya terlalu basah.

Berarti kl NGEMPOS mesin butuh BB, kl BREBET mesin kebanyakan BB.

Kasus-Kasus

Nah berikut kasus2 yg sering terjadi krn masalah pilot jet :

1. Motor kl pagi susah hidup krn begitu gas dibuka ngempos terus mati ya berarti naekin pilot jet.
2. Motor dah jalan tapi sering tiba2 kehilangan tenaga saat putaran gas N putaran rendah berarti naekin pilot jet
3. Motor sering over heat saat jalan pelan berarti minta naek pilot jet
4. Motor brebet di putaran bawah tapi enak di put atas berarti pilot jet kebesaran.
5. Motor gak pake di cuk kl pagi N bisa langsung start

(ini jg gak normal) berarti pilot hrs turun.

Kesimpulannya, kl ada gejala ngempos,suhu tinggi diputaran yg relatif rendah maka minta naek pilot jet, N kl ada gejala brebet di put rendah jg maka pilot hrs turun.

Trus tuk kasus2 mainjet:

1. Mtr dibawa kebut2an sampe putaran atas trus begitu finish jalan pelan2 jadi ngempos dibarengi asep ngebul BERARTI suhu saat putaran tinggi meningkat drastis BERARTI main jet minta naik
2. Nafas motor di putaran atas terlalu panjang berarti mainjet minta naik.
3. Mtr ngelitik padahal yg lain normal BERARTI suhu mesin SANGAT TINGGI saat putaran atas BERARTI main jet minta naik.
4. Motor Brebet di put atas saja berarti main jet minta turun
5. dll

Kesimpulannya, jika mtr Brebet di put atas berarti main jet hrs turun, jika mtr suhunya tinggi di putaran atas berarti main jet minta naik.

Note:

1. Setiap ada perubahan ukuran spuyer wajib setting angin
2. Jangan berpatokan pada indikator suhu di dashboard tuk panduan setting krn pasti gak sesuai, ini butuh joki yg feelingnya dah kuat.
3. Adakalanya detonasi tdk bisa diobati dengan naekin spuyer jika detonasinya sudah parah. Ini berarti ada ketidaknormalan pada komponen mesin lainnya.

Mio Bore Up 150cc


mio racingBak panas setahun diguyur hujan sehari, sueger tenan. Itu gambaran yang pas buat speedgoes dengan skutik. Bagaimana tidak, event balap resmi yang ditunggu-tunggu sebagai wujud eksistensi dunia balap motor akhirnya terselengara juga.

“Waktu penyelenggaraan pertama pada akhir Desember 2008 lalu, kelas Bore-up 150 cc Pemula termasuk yang banyak diikuti peserta. Yamaha Mio jadi skutik yang paling banyak turun di kelas itu,” ucap Fredy, pihak penyelenggara balapan.

Tetarik ikutan? Yuk kita persiapkan Mio buat bisa fight abis di kelas itu. Tentu dengan mengacu pada aturan yang sudah disepakati bersama. Untuk persiapan pertama konsentrasi pada pembesaran ruang bakar ya.




Menurut beberapa mekanik yang doyan otak-atik skutik, ada 2 cara yang bisa diakukan agar kapasitas mesin 113,7 cc punya Mio bisa sesuai regulasi kelas bore-up 150 cc pemula.

"Pertama dengan murni menaikkan diameter piston Mio yang standarnya 50 mm. Langkah berikutnya dengan memadukan pembesaran diameter piston dengan memperpanjang langkah,” terang Aldhie, mekanik sekaligus pemilik Bike.rider Shop di Kalimalang, Jaktim.



Pakai Piston 57 mm
Untuk cara pertama, ukuran piston yang bisa dipakai melengserkan standar Mio, yang berdiameter 57 mm. Dengan perhitungan (1/4 x 3,14 x(57)² x 57,9): 1000, maka didapat kapasitas mesin Mio sekarang jadi 147,67 cc.

Menjejalkan piston gede, bikin liner standar juga mesti dirumahkan. “Gantinya liner yang sesuai sama piston itu, misal pakai punya Suzuki Thunder 125,” kata pria berkulit putih ini.

Selain bawaan Thunder 125, piston Honda GL Neo Tech & Yamaha V-Ixion bisa dipakai buat naikkan cc Mio. Oh ya, enggak hanya boringnya yang mesti diganti saat mengapliaski cara pertama ini.

Khusus pakai piston Thunder dan V-Ixion, penyesuaian pada diameter pin juga mesti dilakukan. Pasalnya bawaan Mio 15 mm dan pin Thunder juga V-Ixion 14 mm.

Butuh pengerjaan 5 sampai 7 hari



Perbesar Piston + Naik Stroke
Langkah kedua ini, kombinasi nambah diameter piston dengan menjejalkan yang ukuran 54,5. Sedang buat tambah panjang langkah, ukuran total 6 mm (sesuai aturan maksimal naik stroke) dianggap yang paling pas. Pasalnya bila dimasukkan ke dalam rumus, hasil perkalian dan pembagiannya ketemu kapasitas mesin jadi 148,99 cc.

Dibanding hanya dengan menaikkan kapasitas mesin, pengerjaan pada langkah ke-2 ini lebih lama. “Karena mesti ada prosesi belah mesin buat pasang stroker baru,” urai Joko, mekanik dari Pakde Motor di Depok, Jabar.

Aplikasi ini tak perlu pakai ganti boring, namun penyesuaian pin perlu dilakukan pada beberapa piston yang bisa digunakan. Seperti seher bawaan Yamaha Jupiter dan Kawasaki Kaze yang diameternya 13 mm. Kalau pasangnya piston Suzuki Shogun atau Yamaha Jupiter MX, gak perlu ganti pin. 


DOWNLOAD VIDEO MIO DRAG 

Minggu, 30 Januari 2011

CDI yang Cocok untuk mesin bore up

Mapping Pengapian Skutik Bore-up 150 cc, Lebih Maksimal Bila Timing Optimal

OTOMOTIFNET - Selain kualitas api, timing pengapian sangat mempengaruhi dalam pencapaian power maupun torsi yang optimal. Meski dapur pacu sudah dioprek ekstrem (termasuk bore-up), settingan mesin tepat, namun titik pengapian di tiap putaran mesin belum pas, hasilnya belum tentu bisa maksimal.

BANYAK FAKTOR

Makanya di kuda pacu kompetisi, mekanik umumnya mengganti otak pengapian yang timingnya bisa dimapping ulang atau sering disebut CDI programmable. Minimal pakai CDI model fiks yang kurva pengapiannya sudah diubah lebih advance di beberapa titik putaran mesin.

“Tapi hasilnya akan lebih baik lagi kalau pakai CDI programmable. Karena korekan mesin tiap motor beda-beda. Sehingga timing pengapiannya belum tentu sama atau pas dengan kebutuhan mesin jika pakai CDI tipe fiks,” kata Suar, mekanik BRT Racing.

Sebab, masih kata Suar, banyak faktor bisa pengaruhi timing pengapian. Misal kompresi, korekan (termasuk pembesaran kapasitas silinder) atau portingan mesin, ubahan kem, jetting karbu hingga pemakaian bahan bakar.

Toh, CDI model ini (programmable) untuk skutik sudah cukup banyak di pasaran. Paling mudah ditemui merek BRT tipe I-Max. Tertarik mengaplikasinya di skutik bore-up Anda? Tenang, Suar mau bagi-bagi tips buat mapping timing pengapiannya. Khususnya untuk Mio bore-up 150 cc.

Sebab dari hasil riset yang ia lakukan pada skutik Garputala dengan pembesaran kapasitas segitu, berhasil mengerek tenaga mesinnya hingga 14,6 dk dengan torsi mencapai hampir 13 Nm. Tanpa mengatur ulang timing pengapiannya, mungkin hasilnya tidak akan mencapai segitu.

Tapi sebelum memasuki tahap ini (remapping), pastikan settingan mesin sudah pas dulu. Dan untuk mendapat hasil lebih mantap lagi, sebaiknya penyetelan timing dilakukan sembari motor didyno. Karena perubahan tenaga dan torsi bisa ketahuan lewat grafik dynonya. Sehingga di mana letak kekurangannya, bisa akurat terlacak lalu diperbaiki timing pengapiannya.

Beda korekan, mapping-nya juga akan beda

“Tapi bisa juga kok tanpa dyno alias diuji langsung dengan cara merasakan akselerasi motor. Asalkan si joki peka mencermati di putaran berapa lari motornya terasa kurang,” tukasnya. Oh iya, soal pilihan CDI BRT I-Maxnya, kata Suar cukup tebus NEO I-Max 16 step seharga Rp 860 ribu.

Pada CDI ini, kurva pengapian bisa setting per 100 rpm. Kurva bawaannya untuk Mio standar di putaran 2.500 rpm disetting oleh PT Trimentari Niaga selaku produsennya di titik 32º sebelum TMA. Lalu beranjak ke 3.000 hingga sebelum 5.000 rpm, timingnya diset lebih maju 1º, yakni jadi 33º sebelum TMA. Kemudian di 6.000 sampai 6.700 rpm dibikin lebih maju 2º (jadi 35º).

Naik ke 6.800 – 7.000 rpm, timing diset 36º. Lalu di 7.100 dimundurin lagi 1º (jadi 35º). Sedang di 7.200 – 7.400 dibikin 36º, 7.600 rpm 34º, 7.700 – 9.000 rpm 35º, 9.200 hingga limit putaran diset 34º.

Sementara buat Mio bore-up 150 cc dengan spek piston BRT hi-dome berdiameter 57,25 mm, rasio kompresi 12,5:1, kem custom berdurasi 270º, klep in/out 27/25 mm dibarengi porting inlet dan exhaust plus pakai bahan bakar Pertamax Plus buat kompetisi matic race sebagai berikut.

Hingga putaran 2.500 rpm, timing diset 30º sebelum TMA. Lalu di 3.500 – 9.000 rpm dimajukan jadi 38º. Sementara masuk ke 9.500 – 10.000 dibikin 37º, lalu di 10.300 – 12.800 diset 36º. Sedang di 14.000 rpm dan seterusnya dimundurin lagi jadi 35º. “Ini hanya untuk acuan saja. Untuk korekan harian, mungkin timingnya tidak segitu. Tinggal diubah sampai didapat hasil maksimal,” wanti Suar.

Untuk penyetelan secara konvensional (tanpa dyno), lanjut Suar, patokan penyetelan timing di putaran bawahnya bila motor motor dirasakan kurang mengentak, yakni mulai dari 2.500 sampai di putaran 5.000. Sementara di putaran tengah dari 5.500 sampai 8.000 rpm. Selebihnya untuk putaran atas.

“Perubahan timing sebaiknya dilakukan secara bertahap per 1º. Bisa dimajukan atau dimundurin. Pokoknya sampai dirasakan lari motor jadi lebih baik,” terangnya.

Selamat mencoba!